kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah sujud syukur


Senin, 15 April 2019 / 10:08 WIB
Setelah sujud syukur


Reporter: Mesti Sinaga | Editor: Tri Adi

Kita memasuki masa tenang menjelang hari pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif periode 2019-2024 pada 17 April 2019. Namanya memang masa tenang, tapi sesungguhnya pada masa-masa tenang itu, ketegangan justru kian memuncak. Menjelang saat-saat pencoblosan, banyak hal bisa terjadi, mulai hoaks hingga intrik-intrik politik tingkat tinggi.

Puncak ketegangan adalah Rabu, 17 April 2019. Pada sore atau malam harinya, kita seharusnya sudah tahu siapa presiden RI terpilih, versi hitung cepat. Kita akan melihat paslon mana yang akan sujud syukur merakan kemenangannya.

Berikutnya adalah momen krusial yang menentukan wajah Indonesia ke depan. Siapapun yang menang, langsung menghadapi pekerjaan besar dan tak mudah: menyatukan kembali masyarakat yang selama proses pilpres ini telah terbelah.

Maka, langkah pertama pemenang Pilpres 2019 dan pendukungnya haruslah merangkul dan menyatukan semua kubu. Jangan larut dalam euforia berlebihan. Selebrasi kemenangan jangan sampai melukai dan membuat kian jauh pihak lain. Pengalaman pahit Pilpres 2014 yang menyisakan perpecahan hingga bertahun-tahun, jangan terulang karena dampaknya akan jauh lebih buruk.

Siapapun yang terpilih sebagai Presiden RI 20192024 membutuhkan Indonesia yang bersatu. Bahkan untuk mewujudkan program dan janji-janji kampanye saja, sang pemenang Pilpres tak cukup hanya mengandalkan pendukungnya.

Apa lagi, ada begitu banyak tantangan yang harus kita hadapi. Di bidang ekonomi, misalnya, kita menghadapi ancaman kelesuan ekonomi global, gejolak harga minyak bumi, perang dagang, gonjang ganjing di pasar keuangan, perebutan pasar ekspor yang kian sengit, perkembangan teknologi digital dengan segala dampaknya, dll.

Di dalam negeri, kita pun masih harus membereskan banyak persoalan. Di antaranya: meraih kedaulatan pangan, membangun industri dasar dan tengah, menuntaskan pembangunan infrastruktur yang masih tertinggal, mengembangkan SDM, membenahi hukum dan birokrasi, memperkuat daya saing menghadapi gempuran impor, dll.

Butuh energi sangat besar untuk menyelesaikan semua itu. Maka, terus bertengkar "di dalam' hanya buang-buang energi dan melemahkan bangsa sendiri. Percayalah, Siapapun presidennya, sehebat apapun dia, dia hanya akan bisa membawa Indonesia maju, adil dan makmur bila mampu menyatukan dan menyelaraskan semua pihak.♦

Mesti Sinaga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×