kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sinergi Bank Syariah Amanah


Jumat, 16 Oktober 2020 / 12:14 WIB
Sinergi Bank Syariah Amanah
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Setelah lama dinanti, akhirnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengawali pelaksanaan mega merger tiga bank syariah milik BUMN. Tiga bank syariah itu, yakni PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), Bank Syariah Mandiri (BSM), dan Bank BNI Syariah, menandatangani conditional merger agreement (CMA) pada 13 Oktober 2020.

Penandatanganan CMA merupakan tahap awal dari rangkaian proses penggabungan ketiga bank. Selanjutnya, Project Management Office (PMO) akan mengumumkan rencana merger secara mendetail sembari mengurus izin penggabungan ketiga entitas tersebut kepada regulator.

Sebagaimana dimaklumi bahwa merger bank syariah milik BUMN ini merupakan arahan Kementerian BUMN untuk meningkatkan kompetensi perbankan syariah di Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Penggabungan ketiga entitas merupakan inisiatif dari Kementerian BUMN untuk memperkuat posisi bank syariah milik negara yang diharapkan bisa memiliki bank syariah yang besar dan daya saing global.

Dari statistik perbankan syariah di Indonesia terkini kita dapat melihat bahwa pertumbuhan perbankan syariah selama tiga tahun terakhir mengalami rebound yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu dari 8,78% menjadi di atas 12,00%. Tahun 2015 dapat kita sebut sebagai tahun istigfar perbankan syariah karena memiliki angka pertumbuhan perbankan syariah terendah selama sepuluh tahun terakhir. Pertumbuhan perbankan konvensional pada tahun yang dimaksud tercatat hampir sama dengan perbankan syariah yaitu 8,55% dan 8,78%.

Perlu dicatat bahwa peningkatan pertumbuhan aset perbankan syariah di Tanah Air dalam beberapa tahun terakhir tersebut merupakan bonus dari konversi Bank Aceh dan Bank NTB. Jadi pertumbuhan beberapa tahun terakhir ini bukan hasil dari pertumbuhan organik bank umum syariah (BUS) yang ada.

Tahun 2021 pertumbuhan industri masih akan mendapat bonus pertumbuhan seiring dengan implementasi konversi syariah bank daerah. Misalnya Bank Riau Kepri dan Bank Nagari yang patut didorong dan diakselerasi sehingga diharapkan akan menjaga momentum pertumbuhan industri perbankan syariah.

Selama beberapa dekade terakhir, kita menulis sebuah catatan penting meskipun pertumbuhan perbankan syariah dulu memiliki angka pertumbuhan yang tinggi namun sampai dengan saat ini masih belum bisa meningkatkan angka pangsa pasar menjadi 10% dari total market share industri perbankan nasional.

Fakta menunjukkan bahwa pertumbuhan total aset dengan CAGR 15% dari tahun 2005 hingga 2016 ini belum mampu memperbesar pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia sehingga diperlukan strategi lain mendorong pertumbuhan industri perbankan syariah di Indonesia. Atas dasar inilah menurut penulis strategi merger bank syariah BUMN yang dipilih oleh kementrian BUMN sebagai strategi brilian untuk meningkatkan aset perbankan syariah awal tahun 2021.

Profil Amanah

Bank syariah BUMN yang direncanakan akan memiliki nama pasca merger sebagai Bank Syariah Amanah (BSA) didorong oleh Kementerian BUMN menjadi bank dengan potensi kapitalisasi market terbesar yang pada tahun 2025 akan mengantongi aset sekitar Rp 395 triliun. Sedangkan target pembiayaan pada lima tahun mendatang mencapai sekitar Rp 272 triliun dengan pendanaan sebesar Rp 355 triliun. Sebuah target yang luar biasa.

Dengan merger yang dilakukan, Bank Syariah Amanah berpotensi meningkatkan efektivitas dan efisiensi bank. BSA akan menjadi kombinasi sinergi bank syariah yang saling melengkapi karena Mandiri Syariah memiliki fokus di segmen kredit korporasi, sedangkan BRI Syariah memiliki fokus pada penyaluran pembiayaan di segmen UMKM.

Dukungan pemegang saham dan kemauan seluruh karyawan Bank BUMN Syariah untuk bekerja bersama-sama berlandaskan akidah, yaitu amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Penulis meyakini, kemampuan Indonesia melahirkan Bank Syariah Amanah akan menjadi pilar keuangan baru yang menjadi kekuatan ekonomi nasional dan mampu menjadi panglima Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah global.

Rencana tersebut patut disambut dengan rasa syukur dan merupakan milestone penting bagi industri perbankan syariah di Indonesia. Semoga pertumbuhan perbankan syariah ke depan di era yang penuh ketidakpastian ini semakin membaik.

Peningkatan kapasitas industri perbankan syariah di era yang amat kompetitif dewasa ini merupakan kebutuhan penting bagi industri. Oleh karena itu pilihan merger bank syariah BUMN yang telah dipilih oleh Kementrian BUMN adalah pilihan tepat karena merger akan memberikan beberapa manfaat bagi industri perbankan syariah.

Manfaat pertama, solusi meningkatkan permodalan perbankan syariah sehingga dapat mengakses transaksi dan pembiayaan yang lebih besar. Kedua, efisiensi ekonomis dan arah kebijakan strategis perbankan syariah di masa mendatang. Ketiga, Proses inklusi perbankan syariah dapat lebih terfokus.

Manfaat terbesar merger ini secara keseluruhan adalah efisiensi ekonomis yang luar biasa manfaatnya untuk industri secara keseluruhan. Namun tentu saja ada ongkos yang harus dibayar dengan dilaksanakannya merger ini. yaitu, proses adaptasi nilai, budaya, struktural, dan sistem.

Anda bayangkan saja bank besar sekelas Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah dan BTN. Proses dan kecepatan layanannya saja kita rasakan perbedaan yang kentara. Sekarang jika harus dimerger tentu banyak impact yang terjadi yang memerlukan usaha dan kerja keras untuk memperbaikinya.

Bila dibandingkan dengan manfaat daripada ongkos, manfaat merger bank syariah milik BUMN bagi industri perbankan syariah jauh lebih besar ketimbang ongkosnya. Dengan adanya merger tersebut, industri akan mendapatkan insentif akselerasi permodalan yang kuat yang diharapkan dapat mengakselerasi diferensiasi dan inovasi produk supaya lebih kompetitif bersaing dengan bank konvensional dan kompetitor lainnya apalagi di era digitalisasi perbankan saat ini.

Pertemuan banyak talenta dengan positioning saling melengkapi diharapkan bank syariah pasca merger dapat lebih fokus pada pengembangan bisnis. Dengan merger bank BUMN Syariah diharapkan lebih mampu melayani kebutuhan nasabah yang dinamis, dilengkapi dengan sistem pendukung seperti teknologi informasi dan sumber daya insani (SDI) yang modern dan efisien di era digital. Semoga.

Penulis : Bambang Rianto Rustam

Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×