kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sisi Gelap


Sabtu, 24 Oktober 2020 / 13:03 WIB
Sisi Gelap
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Minggu lalu, marak situs pendaftaran prakerja palsu yang tersebar di masyarakat. Lewat WAG, link prakerja.vip itu dikatakan sebagai pendaftaran resmi untuk memperoleh kartu pra kerja. Nama situsnya cukup meyakinkan. Permintaan data detail dan tampak resmi. Seperti kita ketahui, mereka yang memegang kartu prakerja, bakal mendapatkan uang saku Rp 600 ribu selama empat bulan, dan pelatihan seharga Rp 3,55 juta. Tak heran, banyak yang terjaring situs palsu itu. Departemen Tenaga Kerja serta Disnaker di daerah, dengan cepat melakukan klarifikasi. Situs palsu tak bisa dibuka lagi.

Menyusul link pendaftaran prakerja, minggu ini muncul pula pemalsu form pengajuan Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) Tahap 3, yang mulai bisa dicairkan. Bantuan Rp 2,4 juta per orang dari pemerintah ini memang menggiurkan, terlebih pada masa sekarang. Makanya, link formulir palsu ini juga banyak diakses orang. Tampilannya cukup meyakinkan, dengan pernyataan bahwa pengisinya akan dipanggil ke bank, melalui SMS.

Kementerian Koperasi dan UKM memasang informasi bahwa link ini hoaks. Apalagi, berbeda dengan Kartu Prakerja, penerima BPUM diajukan oleh Dinas Koperasi dan UKM setempat, atau lembaga yang ditunjuk, seperti koperasi dan bank.

Semenjak pandemi, penggunaan internet memang naik pesat. Seiring dengan itu, sisi gelap penggunaan internet untuk penipuan, tentu juga meningkat.

Orang Indonesia tergolong sangat aktif menggunakan internet. Sebagai gambaran, saat ini, pengguna telepon seluler Indonesia ada sebanyak 338,2 juta. Kalau dibandingkan dengan penduduk Indonesia, itu berarti 124%. Adapun pengguna internet di Indonesia berkisar 64% atau 175,4 juta. Rata-rata pengguna internet negara di dunia, 59%.

Penipuan memanfaatkan bantuan dan stimulus itu, adalah salah satu modus yang dikemukakan Interpol dalam Cybercrime: COVID-19 Impact. Dikatakan bahwa penjahat internet meniru tampilan situs resmi pemerintah atau institusi lain, untuk mencuri informasi. Meniru situs bantuan finansial atau stimulus saat pandemi, merupakan modus paling sering dilakukan, menurut Interpol.

Dengan jumlah pengguna internet yang relatif besar, Indonesia menjadi sasaran empuk para penjahat ini. Selain diharapkan pengguna internet lebih waspada dan bijaksana, Pemerintah juga mesti melindungi. Paling tidak, selalu memantau dan menutup situs bertujuan jahat.

Penulis : Hendrika Yunapritta

Managing Editor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×