Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - Beberapa bulan lalu, pada waktu Covid-19 pertama kali melanda dunia, banyak kekisruhan terjadi di berbagai penjuru dunia. Tarik-tarikan kepentingan politik, ekonomi, dan, kesehatan begitu hebatnya, sehingga banyak masyarakat bingung harus mengikuti siapa.
Entah Anda sadar atau tidak, tarik-tarikan itu pun terjadi di negeri kita ini. Celakanya, semua perdebatan-perdebatan dalam hal penanganan dan komunikasi penanganan Covid-19 selalu dibawa ke ranah politik.
Tentu kita masih ingat, bagaimana serunya perdebatan mengenai etika Narasi TV waktu mewawancarai kursi kosong yang mewakili eks Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto. Atau perdebatan siapa yang salah pada saat beberapa acara Habib Rizieq Shihab membawa kerumunan sehingga rawan menjadi kluster baru penularan Covid-19.
Kini memasuki tahun baru, banyak orang yang optimistis bahwa pandemi Covid 19 akan segera selesai setelah beberapa perusahaan menemukan vaksin dan pemerintah beberapa negara pun memulai proses vaksinasi.
Tapi perdebatan-perdebatan masih terus terjadi, bahkan perdebatan mengenai vaksinnya sendiri. Mulai dari sisi keamanan vaksin, efektivitas, sampai biaya yang harus ditanggung pemerintah untuk program vaksinasi.
Belum lagi mengenai teknis program vaksinasi massal kepada 200-an juta penduduk Indonesia. Seperti kita ketahui sistem data kependudukan kita masih sangat berantakan. Belum ada sistem database menyeluruh yang memudahkan penyelenggaraan program nasional untuk vaksinasi.
Waktu kita mendapatkan pertanyaan apakah pemerintah bisa segera menyelesaikan masalah pandemi Covid-19 ini segera di 2021?
Selalu ada sisi terang dan gelap dalam setiap hal. Untuk bisa menyelesaikan sebuah masalah kita harus mampu melihat kedua sisi itu. Kita butuh optimisme untuk bisa menyelesaikan masalah dan juga kewaspadaan serta rasa kritis untuk menimbangnya dengan akal sehat.
Dalam kasus pandemi Covid-19, kita harus sadar perjalanan masih cukup panjang. Masalah yang harus dipecahkan pun masih banyak. Namun kita tidak akan mampu memecahkan permasalahan di depan kalau tidak mau melihat masalah itu sebagai masalah.
Di tahun yang baru ini, semoga suasana bisa lebih kondusif dan semakin banyak orang yang mampu melihat persoalan dengan jernih dan lebih berimbang.
Penulis : Djumyati Partawidjaya
Redaktur Pelaksana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News