kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Skenario harga


Senin, 25 September 2017 / 13:20 WIB
Skenario harga


| Editor: Tri Adi

Jika Anda sempat, sambangilah pasar atau gerai ritel modern, hari ini. Lihat dan catat harga beras yang ditawarkan di sana. Lalu, coba bandingkan dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah.

Hari ini, Senin (25/9), ketentuan harga eceran tertinggi (HET) untuk beras mulai diberlakukan. Mengutip situs kontan.co.id, HET beras kualitas medium untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Rp 9.450 per kilogram (kg). Di wilayah yang sama, HET untuk beras kualitas premium Rp 12.800 per kg.

Di wilayah Sumatra, terkecuali Lampung dan Sumatra Selatan, HET untuk beras medium dan premium masing-masing Rp 9.950 per kg dan Rp 13.300 per kg. HET yang lebih tinggi berlaku di kawasan Timur Indonesia. Untuk Maluku dan Papua, HET beras kualitas medium
Rp 10.250 per kg dan beras premium Rp 13.800 per kg.

Apakah harga beras yang Anda lihat hari ini sudah sesuai ketentuan itu? Semoga saja. Yang pasti, keraguan, bahkan kritik, sempat muncul begitu pemerintah menyatakan niat memberlakukan HET beras.

Dari kacamata pebisnis, pemberlakuan HET untuk beras kualitas premium dianggap bakal memadamkan semangat untuk berinovasi. Jika harga ditetapkan, lantas buat apa pengusaha susah-susah membangun dan merawat merek.

Mereka yang lebih peduli dengan petani juga merisaukan pemberlakuan HET. Alasannya, harga beras yang dipatok, ujung-ujungnya, akan membatasi harga gabah yang bisa dinikmati petani.

Namun, jangan terlalu cepat kita menjatuhkan vonis pemberlakuan HET hanya membawa mudarat. Pertimbangan pemerintah saat memberlakukan ketentuan ini, yaitu merawat daya beli sekaligus memperlambat laju inflasi, tidak keliru.

Kenyataannya, harga beras, seperti produk dan jasa lainnya, tidak selalu berkorelasi dengan harga pasar. Seberapa besar margin yang ingin dikantonginya, kerap menjadi alasan pebisnis menetapkan harga.

Untuk mencegah kenakan harga semacam itu, jelas HET bermanfaat. Asalkan, ini yang patut kita pertanyakan, pemerintah punya data tentang stok di pasar sekaligus produksi. Tanpa data-data yang akurat, pemerintah harus melupakan ambisinya menyetir harga di pasar dengan HET.  

Skenario yang mungkin terjadi di saat HET gagal adalah stok beras mendadak surut. Atau, harga beras yang dijual, ya tetap saja tinggi.

Nah, apa harga beras yang Anda lihat hari ini sudah sesuai dengan HET?   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×