kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Solidaritas bencana


Selasa, 02 Oktober 2018 / 14:27 WIB
Solidaritas bencana


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Tri Adi

Indonesia kembali menghadapi ujian berat. Hampir seribu orang meninggal dunia di beberapa kota di Sulawesi Tengah seperti Palu, Donggala, dan Parigi Moutong di timpa bencana alam gempa bumi berskala 7,4 richter, dan diikuti dengan gelombang tsunami. Sekitar 90 orang lainya masih hilang, dan 632 mengalami luka berat dan 48.025 orang terpaksa mengungsi.

Pemerintah pusat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tengah fokus berupaya mengevakuasi, mencari dan menyelamatkan korban yang masih hidup atau terjebak di reruntuhan gempa. Di sisi lain hampir semua lembaga pemerintah, lapisan masyarakat, juga organisasi sosial berlomba-lomba menyerukan masyarakat untuk ikut membantu penanganan pasca gempa dahsyat ini.

Di tengah kesibukan pemerintah dan masyarakat untuk bahu membahu menolong dan membantu korban gempa, ada seruan menarik dari Presiden Indonesia keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) menghentikan proses kampanye di wilayah bencana Sulawesi Utara. Permintaan yang sungguh bijak dari ketua Partai Demokrat ini, karena dengan kondisi seperti sekarang sudah pasti tak ada warga yang peduli dengan kampanye. Yang mereka butuhkan saat ini adalah bantuan dan kepastian bahan makanan, air bersih, obat-obatan dan tenda-tenda atau pembangunan rumah yang sudah luluh lantak akibat gempa.

Tak perlu lagi diperdebatkan apakah seruan ini agar tidak terjadi jor-joran bantuan mengatasnamakan partai politik. Apalagi ekspose bantuan oleh partai politik yang punya akses media massa yang besar.

Tapi, sangat disayangkan apabila seruan ini hanya bersifat kepentingan politik. Alangkah indahnya apabila seruan seorang negarawan agar seluruh rakyat memberikan bantuan kepada korban gempa dengan cara dan kemampuan masing-masing, minimal berdoa. Jangan lupa dengan menyerukan untuk menanggalkan bendera atribut dan kepentingannya di wilayah bencana.

Bencana nasional harusnya jadi pembuktian partai politik bahwa mereka hadir tidak cuma untuk meminta dukungan suara, tapi ada saat rakyat membutuhkan. Ketua partai politik semestinya menginstruksikan kader di bawah untuk membantu pemerintah daerah menangani bencana. Pastikan dana bantuan dari pemerintah pusat maupun bantuan masyarakat secara nasional dan internasional bisa tepat sasaran. Semoga korban bencana bisa segera bangkit lagi seperti sediakala.•

Syamsul Ashar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×