kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Strategi behind enemy lines


Kamis, 18 Juli 2019 / 12:42 WIB
Strategi behind enemy lines


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Tri Adi

Memasuki musim haji tahun ini banyak perubahan yang terjadi. Pada 4 Juli 2019 lalu, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Arab Saudi meneken kesepakatan penguatan kerjasama ekonomi digital. Mengutip siaran pers Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Menkominfo Rudiantara menjelaskan potensi kerjasama Indonesia dan Arab Saudi terutama berkaitan dengan umrah. "Pasar umrah merupakan captive market yang potensial, baik untuk Arab Saudi maupun Indonesia," terang Rudiantara.

Kolaborasi dengan Arab Saudi antara lain mencakup inisiasi pengembangan Umrah Digital Enterprise. Dua unicorn Indonesia, Tokopedia dan Traveloka, akan mengambil bagian dalam kolaborasi ini sebagai perwakilan industri Indonesia. Kabarnya, akan ada semacam aplikasi umrah terintegrasi. Jadi para jemaah akan dipermudah dalam urusan umrah. Semoga saja begitu dan dua unicorn tidak mengambilalih bisnis perjalanan umrah.

Hal lain yang menarik di musim haji kali ini adalah adanya tawaran nomor perdana operator Arab Saudi, Zain, di berbagai embarkasi dan asrama haji. Zain menawarkan harga Rp 150.000 untuk 5 gigabyte data dan 50 menit menelepon.

Ibarat strategi perang, Zain rupanya menyusup langsung ke kandang lawan, behind enemy line. Bahkan bukan cuma menyusup, Zain melancarkan rentetan tembakan dengan menjual produknya di Indonesia tanpa kerjasama roaming dengan operator tanah air.

Selama ini yang lazim terjadi, ketika pelanggan satu negara pergi ke negara lain, pelanggan harus mengaktifkan fasilitas roaming. Boleh saja dia menenteng nomor Indonesia, tapi begitu sampai di luar negeri, dia akan menggunakan fasilitas roaming. Memang sekarang ada tren sewa modem untuk perjalanan ke luar negeri. Tapi tetap bekerjasama roaming dengan operator telekomunikasi tanah air.

Khusus untuk ibadah haji, seluruh operator Indonesia sudah menyiapkan fasilitas roaming dengan menggandeng operator Arab Saudi. Tentu saja dengan menggunakan operator dalam negeri, ada pemasukan berupa pajak ke negara. Lalu pemasukan untuk operator dalam negeri, yang ujungnya juga kena pajak badan.

Pilihan lain, tentu jemaah bisa menggunakan operator Arab Saudi dengan membeli kartu perdana. Tapi yang selama ini terjadi adalah pembelian di Arab Saudi, bukan di tanah air. Kita tunggu langkah Kominfo terkait penjualan kartu perdana luar negeri di tanah air ini.♦

Ahmad Febrian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×