kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

Status Ekonomi Naik


Sabtu, 04 Juli 2020 / 10:21 WIB
Status Ekonomi Naik
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Ada kabar baik di tengah seabrek sentimen negatif yang beredar belakangan ini. Bank Dunia menaikkan status Indonesia dari lower middle income country menjadi upper middle income country. Penyebabnya, pendapatan atawa gross national income (GNI) per kapita Indonesia 2019 naik menjadi US$ 4.050 dari US$ 3.840.

Menurut keterangan Kementerian Keuangan, kenaikan status ini memberikan beberapa keuntungan. Salah satunya, dalam hal pembiayaan. Bank Dunia menggunakan klasifikasi status ekonomi suatu negara untuk menentukan apakah suatu negara memenuhi syarat menggunakan fasilitas dan produk Bank Dunia, di antaranya loan pricing.

Sekadar informasi, Bank Dunia mengklasifikasi negara berdasarkan GNI per capita dalam empat kategori. Keempatnya yaitu low income, lower middle income, upper middle income dan high income.

Kementerian Keuangan juga menyebut kenaikan status Indonesia akan memperkuat kepercayaan serta persepsi investor dan dapat meningkatkan investasi asing, baik langsung maupun tidak langsung.

Kenaikan status ini sejalan dengan posisi peringkat utang Indonesia dari sejumlah lembaga pemeringkat internasional. Saat ini, Indonesia masih mempertahankan peringkat investment grade, meski outlook turun menjadi negatif.

Toh, lembaga pemeringkat menilai fundamental Indonesia masih kuat. Padahal saat ini pemerintah sedang getol mencari pendanaan untuk menutup defisit keuangan yang melebar akibat penanganan pandemi, dengan cara menerbitkan bermacam surat utang.

Standard & Poor's (S&P) bahkan menilai rencana pemerintah menerbitkan surat utang dalam jumlah besar tidak menimbulkan ancaman pada peringkat utang. Kecuali bila terjadi gangguan yang tidak bisa diprediksi pada ekonomi dan keuangan Indonesia.

Saat ini, persepsi investor asing terhadap risiko investasi di Indonesia juga membaik. Ini terlihat dari pergerakan credit default swap (CDS) Indonesia, yang cenderung turun dalam dua pekan terakhir.

Kemarin, CDS Indonesia tenor 5 tahun bertengger di level 120,89. Sementara CDS Indonesia tenor 10 tahun merosot jadi 190,87 pada Kamis (2/7) lalu.

Sejumlah sentimen ini mengindikasikan ekonomi Indonesia sejatinya berpeluang pulih dengan cepat bila pandemi bisa diatasi. Selanjutnya, tinggal bagaimana pemerintah menjaga momentum agar ekonomi bisa kembali tumbuh.

Penulis : Harris Hadinata

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×