kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,54   6,90   0.74%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Stimulus Lanjutan


Jumat, 30 Oktober 2020 / 09:22 WIB
Stimulus Lanjutan
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Dua bulan menjelang tahun 2020 berakhir, gejala penyebaran virus korona mereda belum terlihat. Situasi yang terjadi justru sebaliknya.

Di kawasan utara dunia gelombang kasus baru kasus infeksi virus korona meningkat menjelang musim dingin. Tak heran, pemerintah di sejumlah negara Eropa, seperti Jerman dan Prancis, kembali memberlakukan lockdown.

Penyebaran virus juga masih kencang di Asia. Akhir pekan lalu, menurut Reuters, Asia menjadi kawasan kedua di dunia, setelah Amerika Latin, yang menyentuh angka 10 juta kasus infeksi virus korona.

Harapan akan berakhirnya pandemi Covid 19 dalam waktu dekat terkesan semakin jauh, jika melihat perkembangan pembuatan vaksin untuk virus korona. Setelah ngebut melampaui tahap pra-klinis, lalu uji klinis tahap pertama dan kedua, para pengembang vaksin seakan tertahan di fase ketiga uji klinis.

Risiko ketidakpastian akibat Covid 19 sangat mungkin berlanjut. Proyeksi suram ini, paling tidak, tercermin dari rencana negara maju untuk mengucurkan stimulus agar ekonominya tidak sakit.

Kendati tertunda akibat perdebatan di kongres, Pemerintah Amerika Serikat menjanjikan pengucuran stimulus lanjutan. Di Eropa, bank sentral Uni Eropa akan melanjutkan skema Pandemic Economic Purchase Programme bernilai 1,35 triliun euro. Stimulus moneter ini melengkapi paket bantuan fiskal yang nilai totalnya 750 miliar euro.

Terlepas dari skema yang beragam, paket-paket bantuan yang mengalir deras di banyak negara maju itu ujung-ujungnya mengandalkan cetak uang. Celakanya, pasar melihat aksi cetak uang sebagai privillege negara-negara maju.

Saat Pemerintah Indonesia melakukan direct financing, yaitu menjual obligasi secara langsung ke Bank Indonesia untuk mendanai anggaran, pasar finansial memang tidak beraksi negatif.

Namun, respon pasar semacam itu muncul karena pemerintah dan Bank Indonesia (BI) menjanjikan pembiayaan semacam itu hanya terjadi sekali, yaitu untuk stimulus yang terkait pandemi.

Lalu seandainya skenario buruk, yaitu pandemi berkelanjutan hingga tahun depan, apa yang seharusnya dilakukan pemerintah? Pilihan menjaga ekonomi, yang juga berarti menjaga kesejahteraan rakyat, tentu harus tetap menjadi prioritas.

Namun seperti apa skema insentif lanjutan, itu yang harus dipikir secara bersama oleh pemerintah dan BI mulai sekarang.

Penulis : Thomas Hadiwinata

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×