Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Tri Adi
Rapat Dewan Gubernur (RDG) akhir Mei ini nanti kemungkinan akan mengumumkan kebijakan loan to value (LTV), bukan kenaikan suku bunga. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam pernyataan pascapelantikan menyampaikan soal LTV yang, menurut saya, bentuk confidence untuk jangka menengah.
Saya melihat belum ada urgensi kenaikan lagi suku bunga saat ini karena rupiah relatif menguat. Dari eksternal, kondisi juga cukup tenang. Kendati Presiden Amerika Serikat (AS) Donad Trump sempat membatalkan dan kemudian menarik keputusannya itu dan bersedia bertemu pemimpin Korea Utara, tidak mempengaruhi pergerakan kurs dollar AS dan kurs rupiah cukup tenang.
Saya kira, mood global lagi bagus, termasuk di pasar saham. Semuanya mengalami koreksi karena sudah pada murah, sudah mencapai titik terendah. Untuk rupiah, dollar sudah mahal. Kalau timing benar seperti itu, ke depan rupiah berpotensi stabil. Jadi tidak ada alasan signifikan menaikkan suku bunga walaupun ada indikasi preemtive, sebelum The Fed menaikkan bunga di Juni nanti.
Kemungkinan, RDG lebih awal diperlukan karena RDG Juni jatuh pada saat libur nasional. Makanya, bisa jadi RDG bulanan tambahan di akhir Mei ini diajukan karena faktor tersebut. Cuma kita juga belum tahu di Juni seperti apa. The Fed sudah mengeluarkan risalah bahwa mereka menerima inflasi di atas 2%. Artinya mereka tidak buru-buru menaikan bunga dalam waktu cepat dan besar.
Pasar mempersepsikan The Fed tidak akan menaikkan bunga secara lebih cepat. Tanggal 1-2 Mei, probability kenaikan The Fed di Juni 95%. Rabu pekan lalu, kemugkinan itu terjadi turun ke 87%. Mulai ada yang melihat The Fed tak akan menaikkan bunga di Juni.
Seandainya The Fed menaikkan bunga acuan di Juni dan BI juga menaikkan bunga acuan di akhir Mei, tidak apa-apa. Namun, kenaikan bunga di tengah kondisi kita mau merayakan lebaran akan membuat kontraksi di moneter.
Lana Soelistianingsih
Ekonom
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News