kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

'Suntikan Mati' Jiwasraya


Senin, 11 November 2019 / 11:27 WIB
'Suntikan Mati' Jiwasraya
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Barangkali Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sulit duduk jenak di kursinya. Sebab, banyak pekerjaan rumah yang tengah menunggu penyelesaian Erick. Apalagi, Menteri BUMN juga sudah menyebut, key performace indeks dalam waktu dekat menyelesaikan banyak pekerjaan penting.

Antara lain: menyelesaikan tumpukan utang PT Krakatau Steel Tbk hingga menyelesaikan masalah likuiditas yang membelit Asuransi Jiwasraya sampai menemukan sosok yang cocok di BUMN bank dan perkebunan.

 Ini baru yang nampak. Saya yakin 100%, masih banyak persoalan lain yang menjadi pekerjaan besar Erick dan harus segera diselesaikan, di semua sektor bisnis perusahaan negara. Salah satu yang sudah mencuat dengan dasyat adalah persoalan di Jiwasraya.

Dalam rapat tertutup dengan parlemen, (Kontan, 7 November: Bom Waktu Krisis Keuangan Jiwasraya), terungkap 'krisis' likuiditas sekaligus permodalan yang terjadi di perusahaan asuransi tertua di Indonesia: Jiwasraya.

Tak tanggung-tanggung nilainnya superjumbo, mengalahkan kasus bailout Bank Century yang memantik banyak persoalan. Sebagai gambaran, untuk bulan Oktober sampai Desember 2019 saja, Jiwasraya membutuhkan suntikan dana yang superdumbo yakni Rp 12,4 triliun. Kian jumbo jka ditambah kebutuhan tahun depan Rp 3,7 triliun. Celakanya, kalaupun kemudian diputuskan menyuntik dana sebesar itu, Jiwasraya belum tentu bisa sehat.

Biaya menyehatkan Jiwasraya juga tergolong superjumbo. Kebutuhan suntikan modal Jiwasraya nyaris mencapai Rp 50 triliun, tepatnya Rp 49,02 triliun, jika merujuk dokumen manajemen Jiwasraya 7 November dengan parlemen.

Disebut-sebut, pangkal persoalan Jiwasraya adalah investasi yang salah oleh manajemen lama. Jika ini benar, Erick juga harus menyelesaikan dengan cepat. Intinya: yang bersalah harus bertanggungjawab.

Yang lebih urgent tentu menentukan nasib Jiwasraya. Pasalnya, aneka penyelamatan, mulai anak usaha, sampai holding tak cukup bisa menyehatkan Jiwasraya.

Suntikan kebutuhan Rp 49,02 triliun bisa bertambah jika pemerintah segera menentukan nasib Jiwasraya. Jika kemudian keputusan disehatkan, iya, kalau benar-benar sehat, bagaimana jika sebaliknya. Tentu ini bisa jadi 'suntikan mati' yang harus dipertanggungjawabkan kelak. Alhasil, kalkulasi penentuan nasib Jiwasraya harus matang dengan pertimbangan matang.

Penulis : Titis Nurdiana

Managing Editor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×