kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tak Asal Skala Besar


Senin, 06 April 2020 / 10:32 WIB
Tak Asal Skala Besar
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Wabah penyebaran virus korona (Covid-19) hingga kini belum ada tanda-tanda mereda. Bahkan tanda-tanda puncak penyebaran virus ini juga belum terlihat di Indonesia.

Banyak sebab mengapa penanganan wabah virus korona di negeri ini tampak lambat. Mulai dari minimnya infrastruktur kesehatan, seperti ruang rawat inap pasien khususnya ruang isolasi dan ruang perawatan intensif alias ICU, sumberdaya kesehatan yang tak terbiasa menghadapi situasi darurat, hingga pengambil kebijakan yang lambat.

Di sisi lain pengambil kebijakan tampak gagah-gagahan dan memanfaatkan situasi demi kepentingan politik, seperti serampangan ingin menetapkan status lockdown yang bikin resah dan atau melakukan penutupan wilayah, tanpa mengecek lebih dulu status cadangan pangan di wilayahnya atau dampak terhadap kehidupan masyarakat.

Setelah melewati beberapa polemik, apakah lockdown, darurat sipil, lalu darurat kesehatan, kini sedikit demi sedikit penanganan wabah virus korona Covid-19 mulai tertata. Usaha melakukan pengetesan secara massal terhadap masyarakat apakah terinfeksi virus atau tidak mulai berjalan, meskipun masih sangat lamban. DKI Jakarta yang sudah mendapat banyak bantuan baik dari pemerintah pusat maupun swasta, tak kunjung menggelar pengetesan secara massal.

DKI Jakarta lebih sibuk ingin menetapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketimbang memobilisasi warga untuk melakukan pengecekan diri apakah terinfeksi virus atau tidak.

Jawa Barat yang sedikit lebih gesit meskipun dari sisi keuangan jauh lebih kecil ketimbang DKI, malah agresif melakukan tes massal. Sehingga mereka menemukan kluster penyebaran di seminar syariah Bogor, Gereja Bethel Bandung, kegiatan keagamaan kristiani di Bogor, bahkan temuan infeksi virus di Sekolah Polisi di Sukabumi meskipun saat ini baru ditindaklanjuti apakah akibat Covid-19 atau bukan.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sudah merilis panduan bagi daerah yang ngebet menetapkan status PSBB. Salah satu syarat yang harus dipenuhi selain pertumbuhan penyebaran yang tinggi adalah adanya penyebaran virus antarwarga di satu wilayah. Selain itu perlu rekomendasi dari Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk menetapkan PSBB. Syarat lain kemampuan daerah menyuplai pangan baik bagi warga maupun ternak di wilayah itu. Jadi tidak asal berskala besar.

Penulis : Syamsul Ashar

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×