kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tak siap new normal


Senin, 12 Juli 2021 / 11:00 WIB
Tak siap new normal


Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kapan pandemi Covid-19 berakhir? Pertanyaan banyak orang ini susah dijawab. Sudah setahun lebih, pandemi Covid-19 menyerang dunia dan sampai sekarang belum ada tanda-tanda bakal mereda dalam waktu dekat. Justru wabah makin menjadi dan memaksa banyak negara kembali mengunci wilayah dan perbatasan.

Munculnya varian baru Covid-19 yang lebih menular, lambatnya vaksinasi, belum terciptanya herd immunity, dan melonggarnya protokol kesehatan adalah beberapa faktor yang membuat pandemi ini masih susah dibendung.

Mungkin juga karena sudah jenuh dan susah ditebak kapan Covid-19 akan reda dan malah kemungkinan tidak akan hilang, ditambah lagi ekonomi tidak bisa berjalan normal, beberapa negara mulai mengubah cara pandang dan penanganan penyakit menular ini.

Singapura contohnya, akan memperlakukan Covid-19 layaknya penyakit endemik lain seperti flu biasa. Negeri ini juga tidak menargetkan menekan penyebaran Covid-19 sampai nol kasus. Singapura juga berencana untuk tidak lagi mengumumkan jumlah kasus harian Covid-19.

Negara-negara G20 dalam pertemuan di Venesia, Italia, akhir pekan lalu, juga bersiap-siap menggunakan cara baru dalam menangani pandemi ini. G20 berjanji menggunakan semua alat kebijakan demi memerangi Covid-19, namun ada kesepakatan untuk menghindari penerapan pembatasan baru pada orang.

Cuma, untuk sampai ke tahap new normal itu, rasanya belum akan bisa dalam waktu dekat. Ketimpangan vaksinasi Covid-19 jadi penyebabnya sehingga kekebalan komunal masih sulit terwujud dalam waktu dekat.

Sebagai gambaran, Amerika Serikat (AS) telah memvaksinasi lebih dari 45% populasinya. Tetapi, secara global, hanya 10% dari populasi dunia yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19. Di Afrika, malah kurang dari 1% populasi yang divaksinasi Covid-19.

Indonesia sendiri vaksinasi dosis pertama baru mencapai 19,9% dari target. Sementara vaksinasi dosis kedua baru 8,2% dari target sasaran.

Jadi, meski negara lain sudah mempersiapkan cara pandang baru dalam menangani Covid-19, ada baiknya Indonesia jangan tergoda dulu untuk buru-buru mengadopsi.

Memastikan proses vaksinasi sesuai target hingga herd immunity tercipta tetap jadi prioritas. Begitu pula penegakan protokol kesehatan yang ketat tetap jadi pegangan sebelum kita kelak benar-benar siap masuk era new normal.        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×