kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tata kelola emiten


Jumat, 08 Desember 2017 / 16:00 WIB
Tata kelola emiten


| Editor: Tri Adi

Tampaknya, bursa saham Indonesia akan menutup tahun ini dengan rapor biru.  Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cukup kinclong hingga minggu pertama Desember ini. Tercatat, IHSG meningkat 13% sejak awal tahun  dan telah berhasil menembus angka keramat 6.000. Di saat yang bersamaan, program Yuk Nabung  Saham juga berhasil menjaring semakin banyak investor.

Di luar itu, ada satu prestasi lain yang dicapai oleh pasar modal kita, yakni perbaikan tata kelola atau Good Corporate Governance (GCG) para emiten yang mejeng di Bursa Efek Indonesia (BEI).  Fakta itu terekam dalam acara pengumuman hasil survei dan sekaligus anugerah GCG yang diselenggarakan oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) berkerjasama dengan KONTAN awal pekan lalu. Berdasarkan survei atas tata kelola 200 emiten berkapitalisasi pasar terbesar di BEI, IICD menyimpulkan, skor GCG emiten di Indonesia di tahun 2017 adalah 72,37%. Angka ini lebih tinggi dari skor tahun lalu yang 67,99%. Jika dibandingkan dengan skor GCG 2012 yang baru 43,29%, tampak jelas perbaikan tata kelola emiten lima tahun terakhir.

Catatan saja, IICD meyakinkan bahwa proses survei mereka independen. IICD merupakan organisasi nirlaba yang  didirikan 10 universitas terkemuka. Cakupan survei mereka menyeluruh, yakni aspek keterbukaan informasi atau transparansi, perhatian terhadap pemegang saham minoritas, hingga peran pemegang saham, direksi, komite audit, maupun komisaris dalam pengambilan keputusan.

Investor saham layak mensyukuri perbaikan tata kelola emiten ini. Perkembangan ini menjadi indikator bahwa para emiten yang melantai di bursa semakin memperhatikan praktik tata kelola yang baik. Jika tren ini berlanjut, artinya bursa saham akan menjadi tempat yang semakin aman bagi investor.  Minimal ada satu risiko investasi yang berkurang: risiko tata kelola. Ini adalah risiko kerugian yang muncul karena pengurus korporasi mengelola perusahaan secara serampangan tanpa memperhatian tata kelola yang baik dan etika.  

Para pakar investasi sering mengingatkan, ibarat manusia,  tata kelola adalah “hati” sebuah korporasi. Sederhananya, jika memiliki tata kelola yang baik, kecil kemungkinan emiten akan mencurangi para pemegang saham minoritas. Nah, daftar emiten dengan tata kelola terbaik yang dirilis IICD bisa menjadi panduan investor untuk memilah emiten-emiten berhati baik itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×