kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,59   7,24   0.78%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tergantung asing


Senin, 08 Oktober 2018 / 10:58 WIB
Tergantung asing


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Tri Adi

Rupiah memang menjadi perhatian utama dari pelaku pasar pada saat ini. Terlebih, dengan rupiah yang terus berada dalam tren pelemahan.

Namun, turbulensi pasar yang terjadi baru-baru ini saya pikir secara langsung lebih mempengaruhi aliran dana yang ada di pasar dibandingkan dengan fundamental dari pasar itu sendiri. Sehingga, pandangan kami tetap, bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat meski dengan banyaknya tantangan eksternal.

Cuma memang, pasar finansial yang ada di Indonesia sangatlah tergantung pada aliran investasi asing. Sebagai contoh pembelian atau penjualan asing terhadap obligasi pemerintah, maupun di pasar saham.

Penguatan dollar Amerika Serikat (AS) akan mendorong para investor asing untuk menjual aset-aset berdenominasi rupiah. Dengan kata lain, selama dollar AS terus mencatatkan penguatan, maka tren penjualan asing ini akan terus terjadi.

Saat ini, kita sedang berurusan dengan aliran dan tidak ada yang bisa memperkirakan apa yang terjadi dengan aliran investasi. Hanya satu yang pasti, ekonomi Indonesia cukup kuat dan rupiah jelas-jelas sudah oversold. Kami percaya, bahwa kurs rupiah, sangat tergantung pada sejumlah variabel, salah satunya adalah selisih pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) dan selisih bunga dari kedua negara.

GDP Indonesia menurut kami berada pada tren stabil. Sementara, GDP Amerika Serikat juga sudah mulai tenang saat ini. Namun demikian, ketidakpastian masih berpotensi muncul dari kabar kenaikan bunga The Fed. Kami melihat bahwa ada kesempatan yang lebih tinggi bagi The Fed untuk mempercepat kebijakan moneter. Saat ini semua orang tengah menanti dan memperhatikan rilis data inflasi AS yang akan terbit minggu ini.

Saya tak bisa memberikan gambaran sektor mana yang paling terkena dampak buruk dari pelemahan rupiah ini. Yang jelas, perusahaan dengan porsi impor yang besar akan paling besar terdampak oleh pelemahan rupiah.•

Taye Shim
Director of Capital Market Mirae Asset Sekuritas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×