kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Terminator di bursa


Selasa, 24 Oktober 2017 / 11:30 WIB
Terminator di bursa


| Editor: Tri Adi

Anda pasti sudah pernah menonton film Terminator atau salah satu dari empat sekuelnya. Film fantasi yang menceritakan soal peperangan antara kaum manusia dengan kaum mesin ini memang sangat tenar dan sukses melambungkan nama salah satu pemainnya, Arnold Schwarzenegger.

Salah satu tema yang diangkat dalam film Terminator tersebut adalah soal kebangkitan para mesin. Konon, menurut film tersebut, kebangkitan para mesin merupakan awal dari peperangan antara mesin dan bangsa manusia.

Nah, tahukah Anda, kalau sekarang para mesin mulai bangkit? Tenang, bukan berarti bakal terjadi perang dengan mesin. Mesin kini semakin banyak digunakan di pekerjaan yang sejatinya masih bisa dilakukan oleh manusia. Salah satunya, mengatur portofolio investasi.

Saat ini penggunaan kecerdasan artifisial atawa artificial intelligence (AI) untuk menyusun portofolio investasi sudah semakin marak. Sudah ada beberapa perusahaan hedge fund besar di dunia yang menggunakan AI untuk menyusun portofolio investasi bagi investornya. Salah satunya adalah Man Group Plc, yang saat ini mengelola dana investor senilai sekitar US$ 96 miliar.

CEO Man Group Luke Ellis berkisah, sebagaimana dituliskan Bloomberg, perusahaan yang ia pimpin sudah menggunakan AI untuk mengelola portofolio investor sejak kisaran 2012. Namun, penggunaan AI sempat dihentikan lantaran manajemen perusahaan justru khawatir melihat return besar yang dihasilkan AI tersebut. Pasalnya, mereka tidak bisa menjelaskan, kenapa AI melakukan suatu tindakan, meski tindakan tersebut menghasilkan keuntungan besar.

Suatu saat di masa depan, kehadiran AI ini mungkin bisa menggantikan posisi analis riset hingga manajer investasi penyusun portofolio. Atau, bisa jadi, alih-alih orang dengan pendidikan ekonomi atau punya pengalaman panjang sebagai trader, di masa depan manajer investasi justru orang-orang berlatar belakang matematika dan ahli pemrograman. Renaissance Technologies, yang tahun lalu mengelola dana investor US$ 65 miliar, justru diklaim punya divisi matematika dan fisikawan terbaik di dunia.

Jadi, kalau Anda punya anak yang bercita-cita jadi analis atau manajer investasi, mungkin Anda bisa mencarikan anak Anda sekolah yang menawarkan pendidikan teknologi informasi terbaik, ketimbang mencarikan sekolah ekonomi terbaik. Alhasil, anak Anda akan siap menghadapi Terminator di bursa.        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×