kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

The New Norm


Selasa, 12 Mei 2020 / 08:08 WIB
The New Norm
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Pandemi virus corona (COVID-19) mengubah perilaku masyarakat. Kelak jika virus ini berlalu, akan menciptakan suatu kewajaran baru atau the new norm.

The new norm inilah yang kini tengah menjadi incaran bagi pencari peluang, dari perusahaan besar hingga perusahaan rintisan alias start up. Mereka harus mencari solusi atas tantangan-tantangan yang mungkin muncul di masa depan.

Banyak yang meramal, pasca Covid-19, orang akan keluar rumah dengan tetap memakai masker. Orang akan menjadi lebih higienis saat berkegiatan dengan selalu menggunakan sarung tangan atau membekali diri dengan membawa hand sanitizer.

Kondisi ini akan memunculkan tantangan juga. Penggunaan masker akan menjadi tantangan bagi teknologi face recognition. Teknologi sidik jari juga harus mencari solusi karena orang terus menerus menggunakan sarung tangan secara terus menerus.

Bankir kawakan yang juga Dirut Bank Mandiri Royke Tumilaar, dalam video conference dengan Kompas Grup menyebut the new norm dalam industri perbankan menciptakan peluang dan tantangan. Transaksi, apapun harus bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Kehadiran fisik kantor juga akan terpangkas. Tenaga kerja jadi tantangan berikutnya, pengetahuan digital juga keharusan.

Perubahan perilaku sebagai efek korona bukan ilusi semata. Perilaku tidak berbelanja ke toko, pola kerja tak ke kantor sampai pola konsumsi entertainment juga akan terjadi perubahan lanskap. Masyarakat bisa mengerjakan 'semua aktivitas' tersebut di rumah, bahkan termasuk menikmati hiburan atau entertainment bisa dilakukan di rumah.

Universal Studio mulai mengalihkan peluncuran film terbarunya Trolls World Tour ke dalam bentuk digital. Hanya dalam hitungan beberapa pekan, Troll mengantongi pendapatan sekitar US$ 200 juta. Untuk tayang digital, Universal hanya butuh biaya sewa streaming US$ 20

Juni nanti, Universal juga akan merilis The King of Staten Island dan The High Note secara digital. Paramount juga akan menjual film komedi romantis, The Lovebirds ke Netflix dan Warner Bros akan merilis film animasi Scooby-Doo secara digital. Pun dengan Disney yang akan memanfaatkan Disney+.

Perubahan perilaku akibat pandemi korona bukan ilusi. Ini harus diadaptasi. Kuncinya adalah mencari timing yang tepat dan melakukan pivoting alias mengubah model bisnis dengan cepat dan tepat.

Penulis : Titis Nurdiana

Managing Editor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×