kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Turis Lebaran dan pertumbuhan ekonomi


Jumat, 31 Mei 2019 / 13:56 WIB
Turis Lebaran dan pertumbuhan ekonomi


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Tri Adi

Libur Lebaran sudah di depan mata. Saat ini, puluhan juta umat muslim di Indonesia tengah bersiap untuk merayakan hari kemenangan, Idul Fitri. Ritual pulang kampung menjadi salah satu hajatan wajib bagi banyak orang. Silaturahmi ke orang tua, sanak famili, kerabat, hingga berjumpa dengan teman sepermainan.

Kondisi ini tak pelak ikut menggiring ekonomi, mengikuti peredaran masyarakat Indonesia. Dari kebanyakan berkutat di kota-kota besar yang ada di Indonesia, gerak ekonomi bergeser ke desa-desa, menyebar ke seluruh pelosok Tanah Air.

Bank Indonesia (BI) menyebut, kebutuhan uang Ramadan dan Idul Fitri tahun ini naik 13,5% dibanding tahun lalu, yakni Rp 217, 1 triliun. Berkaca data tahun 2018 lalu, estimasi ini ini bisa bergerak naik. Tahun lalu, kebutuhan uang tunai melebihi proyeksi BI dari 188,2 triliun menjadi Rp 191,3 triliun.

Ini belum termasuk uang kiriman remitansi dari para pekerja kita di luar negeri yang tak bisa pulang, tapi para pahlawan devisa ini mengirim uang untuk keluarga di kampung halaman untuk merayakan Lebaran. Prediksi Bank Dunia, dana sebesar US$ 8,9 miliar pengiriman uang masuk ke Indonesia di 2018. Jumlah itu setara Rp 127,27 triliun dengan kurs Rp 14.300 per dollar AS. Selain itu, masih ada uang tunjangan hari raya yang menggerojok pekerja pemerintah maupun swasta. Pemerintah sudah mengeluarkan dana Rp 20 triliun untuk THR.

Uang-uang ini tak lagi berkutat di brankas bank-bank, sebagian ditarik keluar untuk belanja, membeli buah tangan, baju lebaran, dan keperluan lainnya seperti ongkos mudik sampai biaya bahan bakar mudik.

Libur nyatanya juga mengungkit wisatawan Nusantara. Jika saat Ramadan, acara pelesir turun 50%, Kementerian Pariwisata menyebut saat Lebaran naik 150%. Saat Lebaran spending wisatawan lokal ini juga juga melesat 10 kali lipat dari biasanya hanya Rp 800.000 sampai Rp 1 juta per hari.

Pemudik, termasuk pegawai negeri maupun swasta beramai-ramai membelanjakan uangnya. Ibarat wisatawan, mereka tak segan spending untuk hotel, berpelesir sampai wisata kuliner. Kegiatan ini akan menimbulkan second round effect ke ekonomi. Turis lokal Lebaran diharapkan mampu mengungkit pertumbuhan ekonomi yang kuartal I lesu darah, hanya 5,07%. Target pemerintah, kuartal II, ekonomi tumbuh 5,1%, meski tak sedikit yang pesimistis target itu dicapai.

Akhir kata, selamat merayakan hari kemenangan.♦

Titis Nurdiana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×