kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Uang ATM milik kita


Rabu, 21 Maret 2018 / 14:59 WIB
Uang ATM milik kita


| Editor: Tri Adi

Beberapa hari terakhir kita disuguhi rentetan berita pembobolan mesin ATM bank. Ratusan juta uang nasabah menguap tanpa mereka tarik dengan sengaja. Usut punya usut, lagi-lagi, pembobolan terjadi lewat modus penggandaan kartu ATM alias skimming.

Secara umum penggandaan kartu debit dilakukan dengan relatif sederhana. Penjahat menyelipkan alat perekam di celah ATM yang akan menyadap data kartu debit asli. Data-data hasil penyalinan ilegal itu lantas ditanam pada kartu baru.

Sembari merekam data kartu, para penjahat pengganda kartu melakukan aksi lain: menyadap nomor PIN. Nah, biasanya, penyadapan nomor PIN dilakukan dengan menaruh tanpa kentara satu atau dua kamera mini di bodi ATM. Kamera itulah yang akan merekam gerak-gerik jari nasabah saat menekan tombol PIN. Dengan begini para penjahat memiliki kartu debit aspal sekaligus PIN.

Penggandaan kartu sekaligus penyadapan PIN semacam ini paling sering disebut sebagai modus yang dipakai membobol ATM. Saking populernya modus ini, mungkin kita justru kehilangan kewaspadaan terhadapnya. Tak banyak lagi nasabah bank yang bersedia tengak-tengok memeriksa "kelengkapan" keamanan bilik ATM sebelum bertransaksi.

Tiga sampai tiga lima tahun lalu, skimming mungkin terbilang sulit dilakukan sembarang orang. Tapi tidak lagi di zaman now. Tutorial bisa didapat gampang di internet. Alat perekam dan kamera mini juga bisa dibeli lewat marketplace online. Asal ada niat buruk dan keberanian, seseorang bisa menjadi pembobol ATM dengan relatif mudah.

Oleh karena itu para nasabah sebaiknya kembali menganggap bilik ATM sebagai tempat "sakral". Hanya pilih ATM yang secara kasat mata aman: ada CCTV, ada perkakas penyempit celah kartu, serta ada tudung penutup tombol nomor. Pindah lokasi jika "syarat" itu tak tampak atau malah kelihatan ada benda-benda aneh tak semestinya.

Satu hal lagi yang tak boleh kita lupakan adalah: uang di dalam ATM berstatus milik bank sepanjang masih berada di dalamnya. Namun, begitu uang keluar dari mesin, statusnya menjadi milik kita tak peduli siapa pun yang mengambilnya.

Pembobolan kali ini mengingatkan bahwa uang yang kita titipkan ke bank tidak dalam kondisi seaman sangkaan kita. Karena itu tak ada salahnya kita repot mengamankannya sendiri. Sebaiknya kita selalu beranggapan bahwa tak ada pihak lain, siapapun, yang sungguh-sungguh melindungi uang kita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×